Bukti Kebesaran dan Kebenaran Al-Qur’an
KATA PENGANTAR
بسم
الله الرحمن الرحيم
الحمدلله رب
العالمين والصلاةوالسلام على اشرف الأنبياءوالمرسلين سيدناومولنامحمدوعلى اله
وصحبه اجمعين.
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dengan
memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat taufik dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah ini yang berjudul “Kebesaran,
Bukti Kebenaran dan Jaminan Kesempurnaan Al-Qur’an” yang disusun dalam
rangka pemenuhan tugas kelompok Mata Kuliah Materi Al-Qur’an Hadits yang
di asuh oleh Bapak Mahmuddin, M.Pd.I
Penulis
menyadari bahwa dalam proses penyusunan dan penyelesaian penelitian ini telah
banyak mendapat bantuan dari beberapa pihak berupa bimbingan, dorongan, serta
petunjuk-petunjuk. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan
rasa terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada seluruh pihak yang
turut memberikan bimbingan dan dorongan serta perhatian yang diberikan kepada
penulis dalam pembuatan makalah ini.
Semoga
apa yang telah diberikan kepada penulis mendapat ganjaran yang berlipat ganda
dari Allah SWT. Amin Ya Rabbal ‘Alamin.
Buntok, Oktober 2012
Penulis,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................
A. Latar Belakang Penelitian......................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Kebesaran Al-Qur’an................................................................ 2
B. Bukti Kebenaran Al-Qur’an..................................................... 5
C. Jaminan Kesempurnaan Al-Qur’an........................................... 12
BAB III PENUTUP.....................................................................................
A. Kesimpulan............................................................................... 14
B. Saran-saran................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PEDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an merupakan pokok pedoman hidup.
Di dalamnya terdapat dasar hukum, pembeda antara yang haq dan bathil, kabar
gembira dan ancaman, serta tentang kisah-kisah umat terdahulu.
Al-Qur’an memiliki kelebihan dibanding
kitab-kitab terdahulu, karena merupakan penyempurna kitab pendahulunya. Di
dalamnya terkandung keistimewaan, kebesaran, kebenaran dan kemurnian serta
kesempurnaan.
Dalam makalah ini akan dibahas tentang
keagungan dan keistimewaan Al-Qur’an sehingga dapat menambah wawasan kita
tentang Al-Qur’an.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja bukti kebasaran Al-Qur’an ?
2. Apa saja bukti kebenaran
Al-Qur’an ?
3. Apa saja dalil-dalil tentang
jaminan kesepurnaan Al-Qur’an ?
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Bukti Kebesaran
Al-Qur’an
1. Pengertian Al-Qur’an
Secara Bahasa Qara’a
mempunyai arti mengumpulkan dan menghimpun dan Qiraah berarti menghimpun
huruf-huruf dan kata-kata satu dengan yang lain dalam satu ucapan yang tersusun
rapi.[1]
Qur’an pada mulanya seperti Qiraah
yaitu masdar dari kata Qara’a, Qiraatan dan Quranan. Allah SWT
berfirman yang artinya Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya dan
membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya
itu. Kata Qur’anah pada ayat di atas berarti Qiraatuhu (bacaannya/cara
membacanya). Jadi kata itu adalah Masdar menurut Wazan Fu’lan dengan
vokal u seperti Ghufran dan Syukran. Kita dapat mengatakan Qara’tuhu
Quran Qiraatan wa Quranan artinya sama saja. Qur’an dikhususkan sebagai
nama bagi kitab yang diturunkan kepada Muhammad Saw. sehingga Qur’an menjadi
nama khas bagi kitab itu sebagai nama diri.
Secara gabungan kata itu dipakai untuk
nama Qur’an secara keseluruhan begitu juga untuk penamaan ayat-ayatnya. Maka
jika kita mendengar orang membaca ayat Qur’an kita boleh mengatakan bahwa ia
sedang membaca Al Qur’an.
2. Ayat-Ayat Tentang Kebesaran Al-Qur’an
Kebesaran
Al-Qur’an termaktub jelas diantaranya:
a. Al-Qur’an sebagai sebagai petunjuk bagi
manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara
yang hak dan yang bathil) sesuai dengan Surah Al-Baqarah: 185
شَهْرُ رَمَضَانَ الذى أُنزِلَ فِيهِ القرآن هُدًى
لّلنَّاسِ وبينات مِنَ الهدى وَ الفرقان فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ الشَّهْرَ
فَلْيَصُمْهُ وَمَن كَانَ مَرِيضًا أَوْ على سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مّنْ أَيَّامٍ
أُخَرَ يُرِيدُ الله بِكُمُ اليسر وَلاَ يُرِيدُ بِكُمُ العسر وَلِتُكْمِلُواْ
وَلِتُكَبّرُواْ الله وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
(beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan
yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia
dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak
dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri
tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan
barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah
baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang
lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran
bagimu. dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu
mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu
bersyukur.
b. Kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan
rapi serta dijelaskan secara terperinci
sesuai Surah Huud: 1
الرُّ(١) كِتَابٌ أُحْكِمَتْ آيَاتُهُ ثُمَّ فُصِلَتْ مِنْ لَّدُنْ حَكِيْمٍ خَبِيْرٍ
Alif laam raa, (Inilah) suatu Kitab
yang ayat-ayatNya disusun dengan rapi serta dijelaskan secara terperinci,[2] yang
diturunkan dari sisi (Allah) yang Maha Bijaksana lagi Maha tahu.
c. Al Quran merupakan penawar dan rahmat
bagi orang-orang yang beriman sesuai Surah Al Israa’: 82
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِيْنَ
وَلَا يَزِيْدُالظَّالِمِيْنَ اِلَّا خَسَارًا
Dan kami turunkan dari Al Quran
suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah
menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.
d. Al Quran
diturunkan pada malam kemuliaan sesuai Surah Al-Qadr: 1
إِنَّ أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ
Sesungguhnya kami Telah
menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan.[3]
3. Hadits Tentang Kebesaran Al-Qur’an
a. Dari shahabat Abu Umamah
Al-Bahili radhiallahu ‘anhu : Saya mendengar Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
اقْرَءُوا
الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لأَصْحَابِه
“Bacalah oleh kalian Al-Qur`an. Karena ia (Al-Qur`an) akan
datang pada Hari Kiamat kelak sebagai pemberi syafa’at bagi orang-orang yang
rajin membacanya.” (HR. Muslim
804)
Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam
memerintahkan untuk membaca Al-Qur`an dengan bentuk perintah yang bersifat
mutlak. Sehingga membaca Al-Qur`an diperintahkan pada setiap waktu dan setiap
kesempatan. Lebih ditekankan lagi pada bulan Ramadhan. Nanti pada hari Kiamat,
Allah subhanahu wata’ala akan menjadikan pahala membaca Al-Qur`an sebagai sesuatu
yang berdiri sendiri, datang memberikan syafa’at dengan seizin Allah kepada
orang yang rajin membacanya.
b. Dari shahabat Abu Umamah
Al-Bahili radhiallahu ‘anhu : Saya mendengar Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
اقْرَءُوا
الزَّهْرَاوَيْنِ : الْبَقَرَةَ وَسُورَةَ آلِ عِمْرَانَ؛ فَإِنَّهُمَا
تَأْتِيَانِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ كَأَنَّهُمَا غَمَامَتَانِ أَوْ كَأَنَّهُمَا
غَيَايَتَانِ أَوْ كَأَنَّهُمَا فِرْقَانِ مِنْ طَيْرٍ صَوَافَّ تُحَاجَّانِ عَنْ
أَصْحَابِهِمَا، اقْرَءُوا سُورَةَ الْبَقَرَةِ فَإِنَّ أَخْذَهَا بَرَكَةٌ
وَتَرْكَهَا حَسْرَةٌ وَلاَ تَسْتَطِيعُهَا الْبَطَلَةُ
“Bacalah oleh kalian dua bunga, yaitu surat Al-Baqarah dan Surat Ali
‘Imran. Karena keduanya akan datang pada hari Kiamat seakan-akan keduanya dua
awan besar atau dua kelompok besar dari burung yang akan membela orang-orang
yang senantiasa rajin membacanya. Bacalah oleh kalian surat Al-Baqarah, karena
sesungguhnya mengambilnya adalah barakah, meninggalkannya adalah kerugian, dan
sihir tidak akan mampu menghadapinya.” (HR. Muslim
804)
B. Bukti Kebenaran Al-Qur’an
1. Kebenaran Al-Qur’an
Beberapa fakta yang baru dapat
diungkapkan dengan teknologi abad ke- 21 ternyata telah dinyatakan Allah dalam
Al Quran empat belas abad yang lalu. Hal ini menunjukkan bahwa Al Quran adalah
salah satu bukti terpenting yang memungkinkan kita mengetahui keberadaan Allah.
Dalam Al Quran, terdapat banyak bukti bahwa Al Quran berasal dari Allah, bahwa
umat manusia tidak akan pernah mampu membuat sesuatu yang menyerupainya. Salah
satu bukti ini adalah ayat-ayat (tanda-tanda) Al Quran yang terdapat di alam
semesta. Sesuai dengan ayat “Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda
(kekuasaan) Kami di segenap penjuru dan pada diri mereka sendiri, sehingga
jelaslah bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak
cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu?” (QS.
Fushilat: 53), banyak informasi yang ada dalam Al Quran ini sesuai dengan yang
ada di dunia eksternal.
Allah-lah yang telah menciptakan alam
semesta dan karenanya memiliki pengetahuan mengenai semua itu. Bagi orang-orang
beriman yang teliti, sungguh-sungguh, dan arif, banyak sekali informasi dan
analisis dalam Al Quran yang dapat mereka lihat dan pelajari.
Meskipun demikian, perlu diingat bahwa
Al Quran bukanlah buku ilmu pengetahuan. Al Quran juga memberi informasi dasar
mengenai beberapa hal seperti penciptaan alam semesta, kelahiran manusia,
struktur atmosfer, dan keseimbangan di langit dan di bumi. Kenyataan bahwa
informasi dalam Al Quran tersebut sesuai dengan temuan terbaru ilmu pengetahuan
modern adalah hal penting, karena kesesuaian ini menegaskan bahwa Al Quran
adalah “firman Allah”, terdapat keserasian yang luar biasa antara pernyataan di
dalam Al Quran dan dunia. Kehebatan Al-Quran Satu fakta tentang alam semesta
sebagaimana dinyatakan dalam Al Qur’an adalah bahwa langit terdiri atas tujuh
lapis. “Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan
Dia berkehendak menuju langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha
Mengetahui segala sesuatu.” “Kemudian Dia menuju langit, dan langit itu masih
merupakan asap. Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa dan Dia
mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya.” Kata “langit”, yang kerap kali
muncul di banyak ayat dalam Al Qur’an, digunakan untuk mengacu pada “langit”
bumi dan juga keseluruhan alam semesta.
Dengan makna kata seperti ini, terlihat
bahwa langit bumi atau atmosfer terdiri dari tujuh lapisan. Saat ini
benar-benar diketahui bahwa atmosfir bumi terdiri atas lapisan-lapisan yang
berbeda yang saling bertumpukan. Lebih dari itu, persis sebagaimana dinyatakan
dalam Al Qur’an, atmosfer terdiri atas tujuh lapisan. Dalam sumber ilmiah, hal
tersebut diuraikan sebagai berikut: Para ilmuwan menemukan bahwa atmosfer
terdiri diri beberapa lapisan. Lapisan-lapisan tersebut berbeda dalam ciri-ciri
fisik, seperti tekanan dan jenis gasnya. Lapisan atmosfer yang terdekat dengan
bumi disebut TROPOSFER. Ia membentuk sekitar 90% dari keseluruhan massa
atmosfer. Lapisan di atas troposfer disebut STRATOSFER. LAPISAN OZON adalah
bagian dari stratosfer di mana terjadi penyerapan sinar ultraviolet. Lapisan di
atas stratosfer disebut MESOSFER. TERMOSFER berada di atas mesosfer. Gas-gas
terionisasi membentuk suatu lapisan dalam termosfer yang disebut IONOSFER.
Bagian terluar atmosfer bumi membentang dari sekitar 480 km hingga 960 km.
Bagian ini dinamakan EKSOSFER. . (Carolyn Sheets, Robert Gardner, Samuel F.
Howe; General Science, Allyn and Bacon Inc. Newton, Massachusetts, 1985, s.
319-322) Jika kita hitung jumlah lapisan yang dinyatakan dalam sumber ilmiah
tersebut, kita ketahui bahwa atmosfer tepat terdiri atas tujuh lapis, seperti
dinyatakan dalam ayat tersebut. 1. Troposfer 2. Stratosfer 3. Ozonosfer 4.
Mesosfer 5. Termosfer 6. Ionosfer 7. Eksosfer Keajaiban penting lain dalam hal
ini disebutkan dalam surat Fushshilat ayat ke-12, “… Dia mewahyukan pada
tiap-tiap langit urusannya.” Dengan kata lain, Allah dalam ayat ini menyatakan
bahwa Dia memberikan kepada setiap langit tugas atau fungsinya masing-masing.
Sebagaimana dapat dipahami, tiap-tiap
lapisan atmosfir ini memiliki fungsi penting yang bermanfaat bagi kehidupan
umat manusia dan seluruh makhluk hidup lain di Bumi. Setiap lapisan memiliki
fungsi khusus, dari pembentukan hujan hingga perlindungan terhadap radiasi
sinar-sinar berbahaya; dari pemantulan gelombang radio hingga perlindungan
terhadap dampak meteor yang berbahaya. Salah satu fungsi ini, misalnya,
dinyatakan dalam sebuah sumber ilmiah sebagaimana berikut: Atmosfir bumi
memiliki 7 lapisan. Lapisan terendah dinamakan troposfir. Hujan, salju, dan
angin hanya terjadi pada troposfir.
Adalah sebuah keajaiban besar bahwa
fakta-fakta ini, yang tak mungkin ditemukan tanpa teknologi canggih abad ke-20,
secara jelas dinyatakan oleh Al Qur’an 1.400 tahun yang lalu. 2. Bukti-Bukti
Kebenaran Al-Quran Berbagai contoh di bawah ini, menunjukkan bukti-bukti
kebenaran wahyu Al-Qur'an yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad
SAW tanpa bisa dibantah.
a. Ditemukannya jasad Fir'aun. Artinya:
"Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu (Fir'aun) supaya kamu dapat
menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya
kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami." (QS.
10:92)[4]
b. Madu adalah Obat. Artinya: "kemudian
makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang
telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang
bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi
manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda
(kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan." (QS. 16:69)
c. Air susu binatang, minuman yang lezat.
Artinya: "Dan sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat
pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum dari pada apa yang berada dalam
perutnya (berupa) susu yang bersih antara tahi dan darah, yang mudah ditelan
bagi orang-orang yang meminumnya." (QS. 16:66)
d. Segala yang hidup di muka bumi
diciptakan dari air. Artinya : "Dan apakah orang-orang yang kafir tidak
mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang
padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala
sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?" (QS.
21:30)
e. Fenomena berpasang-pasangan atas segala
sesuatu. Artinya : "Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan
pasangan-pasangan semuanya baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari
diri mereka maupun dari apa-apa yang mereka tidak ketahui." (QS. 36:36)
Qur-an yang berulang-ulang menyebut adanya pasangan dalam alam tumbuh-tumbuhan,
juga menyebut adanya pasangan dalam rangka yang lebih umum, dan dengan
batas-batas yang tidak ditentukan.
2. Ayat-Ayat Tentang Bukti Kebenaran Al-Qur’an
a. Surah Al-Baqarah: 2
ذلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ فِيْهِ هُدًى لِّلْمُتَّقِيْنَ
b. Surah Al-Baqarah: 23
وَإِن كُنتُمْ فِى رَيْبٍ مّمَّا نَزَّلْنَا على
عَبْدِنَا فَأْتُواْ بِسُورَةٍ مّن مِّثْلِهِ وادعوا شُهَدَاءكُم مِن دُونِ الله
إِن كُنتُمْ صادقين
Dan jika kamu (tetap) dalam
keraguan tentang Al Quran yang kami wahyukan kepada hamba kami (Muhammad),
buatlah[7] satu
surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain
Allah, jika kamu orang-orang yang benar.
c. Surah Al Maidah:48
وَأَنزَلْنَا إِلَيْكَ الكتاب بالحق مُصَدِّقاً
لّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الكتاب وَمُهَيْمِناً عَلَيْهِ فاحكم بَيْنَهُمْ بِمَا
أنزَلَ الله وَلاَ تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ عَمَّا جَاءَكَ مِنَ الحق لِكُلٍّ
جَعَلْنَا مِنكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجاً وَلَوْ شَاءَ الله لَجَعَلَكُمْ أُمَّةً
واحدة ولكن لِيَبْلُوَكُمْ فِي مَا ءاتاكم فَاسْتَبِقُوا الخَيْرَاتِ إلى الله
مَرْجِعُكُمْ جَمِيعاً فَيُنَبّئُكُم بِمَا كُنتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ
Dan kami Telah turunkan kepadamu Al
Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu
kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian[8]
terhadap kitab-kitab yang lain itu; Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa
yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan
meninggalkan kebenaran yang Telah datang kepadamu. untuk tiap-tiap umat
diantara kamu,[9]
kami berikan aturan dan jalan yang terang. sekiranya Allah menghendaki, niscaya
kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap
pemberian-Nya kepadamu, Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada
Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang Telah
kamu perselisihkan itu,
3. Hadits Tentang Bukti Kebenaran Al-Qur’an
Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam
bersabda :
القرآن حجة لك أو عليك
“Al-Qur`an itu bisa menjadi hujjah yang membelamu atau sebaliknya menjadi
hujjah yang membantahmu.” (HR. Muslim)
Dalam hadits ini terdapat dalil bahwa
tujuan terpenting diturunkannya Al-Qur`an adalah untuk diamalkan. Yakni agar
mereka berupaya memahami makna-maknanya dan beramal dengannya. Tidak mungkin
bisa beramal dengannya kecuali setelah tadabbur. Dengan tadabbur akan
menghasilkan ilmu, sedangkan amal merupakan buah dari ilmu.
C. Jaminan Kesempurnaan Al-Qur’an
Menurut Surah Al-An’am 114-115 yang artinya : “Maka
patutkah aku mencari hakim selain daripada Allah, padahal Dialah yang telah
menurunkan kitab (Al Quran) kepadamu dengan terperinci? Orang-orang yang telah
Kami datangkan kitab kepada mereka, mereka mengetahui bahwa Al Quran itu
diturunkan dari Tuhanmu dengan sebenarnya. Maka janganlah kamu sekali-kali
termasuk orang yang ragu-ragu. Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (Al-Quran)
sebagai kalimat yang benar dan adil. Tidak ada yang dapat merobah robah
kalimat-kalimat-Nya dan Dia lah yang Maha Mendenyar lagi Maha Mengetahui.”
Allah menegaskan bahwa mencari hakim kepada selain
Allah adalah tidak dibenarkan, karena hakim yang paling adil tidak lain adalah
Allah Swt. untuk menghakim atau mengadili umat manusia, Allah Swt. telah
menurunkan Al-Qur’an secara rinci, termasuk di dalamnya masalah peradilan dan
masalah kehakiman, kita tinggal menerapkannya. Oleh karena itu tidaklah pantas
bagi Nabi Muhammad untuk mencari hakim selain Allah swt. demikian pula umat
islam, tidak diperkenankan mengambil hakim kepada selain Allah, yakni
memutuskan suatu hukum tanpa landasan Al-Qur’an, padahal Al-Qur’an wajib
diyakini akan kebenarannya dan tidak dapat diragukan lagi.
Ayat 115 dinyatakan bahwa kesempurnaan Al-Qur’an
meliputi segala ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah swt. benar di dalam
segala petunjuk-Nya dan adil di dalam ketetapan hukumnya. Tidak ada seorang pun
yang mampu mengubah firman Allah sedikit pun.
1. Ayat-Ayat Tentang Jaminan Kesempurnaan
Al-Qur’an
a. Surah Al Hijr: 9
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَاِنَّ لَهُ لَحَافِظُوْنَ
Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan
Sesungguhnya kami benar-benar memeliharanya.[10]
2. Hadits Tentang Jaminan Kesempurnaan
Al-Qur’an
وَحَدَّثَنِى
عَنْ مَالِكٍ أَنَّهُ بَلَغَهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ
« تَرَكْتُ فِيكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا كِتَابَ
اللَّهِ وَسُنَّةَ نَبِيِّهِ ».
Dari Malik Ra. Sesungguhnya
Rasullullah Saw bersabda: “Telah kutinggalkan diantara kalian dua hal yang
apabila kalian berpegang teguh pada keduannya maka kalian tidak akan tersesat,
keduanya adalah Al-Qur’an dan Sunnah Nabi.”[11]
QS. Al-An’am 114-115
114. Maka
patutkah aku mencari hakim selain daripada Allah, padahal Dialah yang telah
menurunkan kitab (Al Quran) kepadamu dengan terperinci? Orang-orang yang telah
Kami datangkan kitab kepada mereka, mereka mengetahui bahwa Al Quran itu
diturunkan dari Tuhanmu dengan sebenarnya. Maka janganlah kamu sekali-kali termasuk
orang yang ragu-ragu.
115. Telah
sempurnalah kalimat Tuhanmu (Al-Quran) sebagai kalimat yang benar dan adil.
Tidak ada yang dapat merobah robah kalimat-kalimat-Nya dan Dia lah yang Maha
Mendenyar lagi Maha Mengetahui.
Dalam Ayat 114, Allah menegaskan bahwa mencari hakim kepada selain Allah
adalah tidak dibenarkan, karena hakim yang paling adil tidak lain adalah Allah
swt. untuk menghakim atau mengadili umat manusia, Allah swt. telah menurunkan
Al-Qur’an secara rinci, termasuk di dalamnya masalah peradilan dan masalah
kehakiman, kita tinggal menerapkannya. Oleh karena itu tidaklah pantas bagi
nabi Muhammad untuk mencari hakim selain Allah swt. demikian pula umat islam,
tidak diperkenankan mengambil hakim kepada selain Allah, yakni memutuskan suatu
hukum tanpa landasan Al-Qur’an, padahal Al-Qur’an wajib diyakini akan
kebenarannya dan tidak dapat diragukan lagi.
Ayat 115 dinyatakan bahwa kesempurnaan Al-Qur’an meliputi segala
ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah swt. benar di dalam segala
petunjuk-Nya dan adil di dalam ketetapan hukumnya. Tidak ada seorang pun yang
mampu mengubah firman Allah sedikit pun.[12]
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Secara Bahasa Qara’a mempunyai
arti mengumpulkan dan menghimpun dan Qiraah berarti menghimpun
huruf-huruf dan kata-kata satu dengan yang lain dalam satu ucapan yg tersusun
rapi. Qur’an pada mulanya seperti Qiraah yaitu masdar dari kata Qara’a,
Qiraatan dan Quranan.
2. Al-Qur’an merupakan kitab yang memiliki
kebesaran dan keagungan sebagai petunjuk hidup manusia.
3. Al-Qur’an merupakan kumpulan kebenaran
baik dari sumbernya, kandungannya, maknanya maupun segi bahasanya.
4. Allah menjamin kemurnian, kesempurnaan
dan kelestarian Al-Qur’an.
B. Saran-Saran
Makalah ini belumlah lengkap, untuk itu
penulis mengharapkan saran dan kritik
dari pembaca guna menambah kualitas makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
T.
Ibrahim. 2008. Penerapan Al-Qur’an Hadits. Solo: Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri.
Deni Ancala Hamdani, 2007, Kamus
Al-Qur’an. Jakarta: Pustaka Ancala.
Quraish
Shihab, 1996, Membumikan Al-Quran
Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat, Cetakan 13, Jakarta:
Mizan
مؤط مالك في باب النهي عن القبول با لقدر.
Maktabah Syamilah Juz 5
http://sinosukecutrz.blogspot.com/2008/05/jaminan-kesempurna
[1] T.
Ibrahim. 2008. Penerapan Al-Qur’an Hadits. Solo: Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri. 5
[2] diperinci
atas beberapa macam, ada yang mengenai ketauhidan, hukum, kisah, akhlak, ilmu
pengetahuan, janji dan peringatan dan lain-lain.
[3] Malam
kemuliaan dikenal dalam bahasa Indonesia dengan malam Lailatul Qadr yaitu suatu
malam yang penuh kemuliaan, kebesaran, Karena pada malam itu permulaan Turunnya
Al Quran. Deni Ancala Hamdani, 2007, Kamus Al-Qur’an. Jakarta: Pustaka
Ancala. Hal. 282
[4] Quraish
Shihab, 1996, Membumikan Al-Quran Fungsi
dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat, Cetakan 13, Jakarta: Mizan. Hal. 96
[5] Tuhan
menamakan Al Quran dengan Al Kitab yang di sini berarti yang ditulis, sebagai
isyarat bahwa Al Quran diperintahkan untuk ditulis.
[6] Takwa yaitu
memelihara diri dari siksaan Allah dengan mengikuti segala
perintah-perintah-Nya; dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya; tidak cukup
diartikan dengan takut saja.
[7] ayat
Ini merupakan tantangan bagi mereka yang meragukan tentang kebenaran Al Quran
itu tidak dapat ditiru walaupun dengan mengerahkan semua ahli sastera dan
bahasa Karena ia merupakan mukjizat nabi Muhammad s.a.w.
[8] Al
Quran adalah ukuran untuk menentukan benar tidaknya ayat-ayat yang diturunkan
dalam kitab-kitab sebelumnya.
[9] Umat
nabi Muhammad S.A.W. dan umat-umat yang sebelumnya.
[10] Ayat
Ini memberikan jaminan tentang kesucian dan kemurnian Al Quran selama-lamanya.
[12]
http://sinosukecutrz.blogspot.com/2008/05/jaminan-kesempurnaan-alquran.html


0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda